JEMBER, Pelitaonline.co – Pandemi Corona Virus Disease 2019 atau COVID 19 yang kunjung selesai, menyebabkan puluhan ribu Pekerjaan Migran Indonesia (PMI) di pulangkan dari negara tempat mereka bekerja.
Tak terkecuali warga Provinsi Jawa Timur, hal itu membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) harus mempersiapkan untuk penanganannya. Mengingat, dikhawatirkan akan membawa virus varian baru yang bisa menyulitkan pemerintah dalam mengatasi pandemi COVID.
“Data dari Disnakertrans Jatim hingga tanggal 8 Agustus 2021 sudah terdapat 20.927 PMI telah dipulangkan ke daerah masing masing. Sementara itu jumlah kumulatif PMI yang masih di karantina di Asrama Haji Sukolilo Surabaya mencapai 21. 572 orang, ” ujar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim Umi Zahrok saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon, Rabu (18/8/2021)
Menurutnya, Pemprov sudah melakukan koordiansi Vertikal dengan Pemerintah Kabupaten/ Kota dan semua lintas sektoral. Namun fakta di lapangan nampaknya tidak cukup harus membutuhkan ekstra koordinasi luar biasa.
“Mulai kedatangan harus chek dokumen, kesehatan, karantina, pemulangan ke daerah asal masing masing, pendampingan untuk usaha ekonomi. Supaya alumni PMI tidak menjadi beban pembangunan,” katanya.
Selain itu, Satgas COVID Provinsi Jatim
juga melakukan koordinasi dan evaluasi secara intens (terus menerus) dengan Kepala Asrama Haji, karena ribuan PMI yang datang pergi silih berganti dan iri harus mendapat pengamanan, kesehatan dan keselamatan pulang sampai tujuan.
“Terlambat penjemputan ini, juga menjadikan persoalan.Sebab beban akomodasi di bebankan ke Pemprov Jatim dan pembiayaan penginapan cukup tinggi, perorang 300 ribu, maka dari pentingnya koordinasi secara rutin,” terangnya.
Maka dari itu, Politisi Perempuan asal PKB yang tinggal di Kecamatan Semboro Jember berharap, agar Pemerintah Kabupaten/Kota masing- masing harus siap dan keluarga PMI agar harus melakukan penjemputan tepat waktu .
“Selain, itu melakukan pendampingan edukasi literasi bagi PMI mau melanjutkan usaha ekonomi produktif di samping pendampingan psikologis. Sebab PMI ada yang membawa pulang keluarga dan anak anak,” jelas Umi.
Oleh karena itu, mereka mengusulkan, supaya Badan Perlindungan Pekerjaan Migran Indonesia (BP2MI) Pusat melakukan intervensi pembiayaan untuk kepulangan PMI luar Jatim yang kepulangan melalui Bandara Juanda.
“Saya dengar BP2PMI mendapat pagu tambahan untuk kepulanan PMI, sebesar 322 miliar semoga ada irisan anggaran untuk Jawa Timur.” Tandasnya. (Awi/Yud)