JEMBER, Pelitaonline.co – Memilih nama DUIT Sketsa. Film pendek bergenre komedi asal Jember, ini berhasil menjadi buah bibir masyarakat. Bukan cibiran. Melainkan pujian. Karena film indie yang satu ini, menyisipkan nilai-nilai yang dirasakan masyarakat keseharian.
Gaya dialognya pun, menggunakan Bahasa Jember-an. Mencampur Bahasa Madura, Jawa dan Bahasa Indonesia. Seting lokasi pengambilan gambarnya pun, mengilustrasikan tempat masyarakat bersosialisasi keseharian.
Sehingga siapa pun yang menontonnya, terasa ada di dekat mereka, meski nyatanya ada di kejauhan. Sangat natural. Tiga tokoh pemeran utamanya pun, begitu piawai memainkan psikologis penontonnya. Pandai memainkan suasana, dengan banyolan yang sangat cair.
Maklum saja, meski baru sekitar sebulanan tampil, para pemain dikenal sebagai komedian kenamaan di Jember. Sebut saja Ayus. Komedian berperawakan kurus, berkacamata, dengan ciri khas yang selalu memakai penutup kepala itu, merupakan gitaris sekaligus vokalis Tape Ketan Band. Sebuah grup musik humor yang pernah tembus panggung ibu kota.
Tape Ketan Band yang digawangi Ayus, berhasil lolos menjadi finalis Ajang Band Gilo (ABG), yang saat itu disiarkan langsung stasiun televisi TPI. Ayus tak sendiri, ada Cak Mul dan Oyek yang mampu mengimbangi akting epic-nya.
Selain para pemerannya, sutradara, penulis naskah, juru kamera hingga editornya pun, semakin memperkaya potensi anak muda Jember. Bagi awam yang menontonnya, tidak percaya jika yang terlibat anak-anak lokal Jember. Maklum, pengambilan gambarnya begitu halus.
Tak heran pada akhirnya, meski baru sebulanan, akun Youtube DUIT Sketsa sudah mampu menembus 3 ribu lebih subscriber. Sebuah capaian yang memiliki masa depan cerah di dunia para Youtuber. Semakin optimistis, karena mereka cukup produkif. Terlebih informasi yang diterima, mereka sudah merampungkan 11 episode.
Apa itu DUIT?
DUIT bukan arti yang sebenarnya, sebagai alat transaksi jua beli. Melainkan sebuah akronim : Doa, Usaha, Ikhas dan Taqwa. Memiliki semangat dakwah. Karena di balik kreativitas anak muda yang terlibat, ada sosok KH. Baiquni Purnomo yang akrab disapa Gus Baiqun.
Tidak heran pada akhirnya, ada watermark Al Ghofilin Enterprise sebagai label di setiap karyanya. Al Ghofilin sudah sangat familier dengan Gus Baiqun. Sebab sosok kiai muda Nahdliyin itu, dikenal sebagai Pimpinan Majelis Sholawat dan Maulid Al Ghofilin.
Gus Baiqun tak sekedar duduk manis di balik layar. Bahkan di awal penayangan perdana DUIT Sketsa, yang memilih judul “Keluh Kesah”, sang kiai karismatik di Talangsari Jember, itu ikut tampil di durasi klimaks pertunjukan film pendek tersebut.
Gus Baiqun bukan ngebanyol seperti ketiga pemeran utamanya. Dia tampil dengan perannya, sebagai tokoh agama yang kaya dengan refrensi keilmuannya. Memberi tausiah dengan bahasa keseharian masyarakat Jemberan. Bahkan dengan caranya menyampaikan khas masyarakat perkampungan, subtansi dakwahnya pun mudah dimengerti.
Ya begitulah cara mereka berdakwah dengan model kekinian. Memperkaya materi konten, dengan realita yang ada. Kemudian, Gus Baiqun masuk dengan pendekatan kajian ilmu keagamaannya. Sehingga bagi masyarakat yang menonton, seolah tidak terasa bahwa mereka sedang menonton film. namun setara dengan hadir di majelis pengajian.Begitulah cara cerdas kiai muda anti Mainstream bernama Gus Baiqun.
Sehingga channel Youtube yang jadi rujukan platfrom media sosial populer, tidak hanya seperti “keranjang sampah” tempat berburu sensasional yang berujung viral belaka. Karena Youtube DUIT Sketsa karya Gus Baiqun Cs, memiliki nilai-nilai moral yang tinggi.
Tunggu apa lagi?. Jika kalian menginginkan hiburan yang menyuguhkan nilai-nilai moral tinggi, tidak bakalan rugi menonton DUIT Sketsa di platform Youtube sekarang juga. Karena selain terhibur, juga bakal mendapat asupan ilmu pengetahuan agama. (Mam/Yud)